Pentinya Kualitas Guru dalam Memajukan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Pendidikan di Indonesia terlalu banyak persoalan yang dihadapi diantaranya spektrum yang sangat luas dengan beragam sisi yang saling menopang demi tegaknya pendidikan yang bermutu dan kualitas guru.  Jika budaya dalam pendidikan belum berada pada jalur yang benar maka tujuan yang akan dicapai juga akan melenceng. Ambil contoh terkait penerapan kurikulum yang penuh dengan revisi, Akibatnya esensi dari kurikulum itu tidak tersampaikan karena disibukkan dengan perubahan-perubahan yang tidak substantif. Ada pemahaman yang menarik di kalangan para guru saat ini bahwa kita sudah berada di tahun 2019 dengan perubahan yang sangat besar di berbagai bidang tapi kita masih memakai Kurikulum 2013. Di sinilah kemudian muncul masalah baru bahwa apa yang diberikan oleh guru sesuai dengan kurikulum ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan murid pada abad ini. Era Industri 4.0 sudah di depan mata, pendidikan di Indonesia bakal jauh tertinggal jika tidak mampu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Untuk itu, Mendikbud berpesan agar para pelaku pendidikan dan kebudayaan dapat menyesuaikan diri dengan Revolusi Industri 4.0. “Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang muktakhir menjadi keniscayaan pendidikan kita,” tegas Muhadjir

Menurut Mendikbud, reformasi pendidikan ini membutuhkan sinergi peran guru, orang tua, dan masyarakat sebagai sumber kekuatan utama. Perbaikan kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam mengikuti tren kemajuan zaman ini tidak boleh melupakan karakter khas bangsa Indonesia.

Peran guru secara utuh sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, “orang tua” di sekolah tidak akan bisa digantikan sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi. Karena sentuhan seorang guru kepada para peserta didik memiliki kekhasan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang atau digantikan teknologi, Meskipun profesi guru tidak mendapatkan pengaruh secara signifikan dengan adanya revolusi industri 4.0, namun guru tidak boleh terlena dengan kondisi yang ada, guru harus terus meng-upgrade diri agar bisa menjadi guru yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

 

Guru Harus Memiliki Kompetensi Abad 21

Untuk mewujudkan siswa yang memiliki keterampilan abad 21, guru harus memahami dan memiliki kompetensi abad 21, yaitu: karakter, yang bersifat akhlak dan karakter kinerja. Dalam jiwa dan keseharian seorang guru masa kini sangat penting tertanam karakter akhlak, dengan karakter akhlak ini lah seorang guru akan menjadi role model bagi semua peserta didiknya. Pembelajaran dengan keteladan dari seorang guru akan lebih bermakna untuk para peserta didik.

Keterampilan, yang perlu dimiliki oleh guru masa kini untuk menghadapi peserta didik abad 21 antara lain kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. Keterampilan-keterampilan tersebut penting dimiliki oleh guru masa kini, agar pendidikan yang berlangsung mampu menghantarkan dan mendorong para peserta didik untuk menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan perubahan zaman.

Literasi, kompetensi abad 21 mengharuskan guru melek dalam berbagai bidang. Setidaknya mampu menguasai literasi dasar seperti literasi finansial, literasi digital, literasi sains, literasi kewarnegaraan dan kebudayaan, Kemampuan literasi dasar ini menjadi modal bagi para guru masa kini untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif, tidak monoton hanya bertumpu pada satu metode pembelajaran yang bisa saja membuat para peserta didik tidak berkembang.

 

Guru Harus Mampu Menyajikan Modul Sesuai Passion Siswa

Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang, modul yang digunakan dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan modul konvensional seperti modul berbasis paper. Guru masa kini harus mampu menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang bisa diakses secara online oleh para peserta didik, kombinasi antara pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional) dan pembelajaran online ini dikenal dengan istilah blended learning.

 

Guru Harus Mampu Melakukan Autentic Learning yang Inovatif.

Sekolah bukan tempat isolasi para peserta didik dari dunia luar, justru sekolah adalah jendela untuk membuka dunia sehingga para siswa mengenali dunia. Untuk menjadikan sekolah sebagai jendela dunia bagi para peserta didik, guru harus memiliki kompetensi penyajian pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang disajikan harus mengarah pada pembelajaran yang joyfull and inovatif learning, yakni pembelajaran yang memadukan hands on and mind on, problem based leraning dan project based learning.

Berbagai persoalan dalam pendidikan diatas saat ini perlu kita sikapi secara arif, perlu dilakukan transformasi pendidikan dalam hal filosofi, penggelolaan, kebijakan dan program pendidikan, Sekaligus menciptakan SDM berkualitas untuk berkontribusi menyukseskan Revolusi Industry 4.0 di era derupsi.

 

Penulis adalah pendidik di SMKN 1 SAMPANG.

Nama                                      : JEFRIAN OKTAVIAS ADITYA PRAMANA, S.Pd

Asal Satuan pendidikan          : SMKN 1 SAMPANG

Alamat Satuan pendidikan     : Jl. Suhada No.11A

No. HP                                    : 081235794231

Email                                     : jefrianoktaviasadityapramana@gmail.com

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *